Selasa, 01 Maret 2011

Keunikan Tradisi Tabeuh Lisung di Binuangeun
Oleh : Destri Diana

Di kampung, alas roban desa maja kecamatan binuangeun, ada hal yang unik yaitu tabeuh lisung yang di lakukan oleh bebrapa orang, paling banyak sepuluh orang, dengan menggunakan alat tradisional yaitu halu terbuat dari kayu yang panjang , alat itu untuk mengetuk ketukan nada lagu saaat tabeuh lisung tersebu, di iringi lagu salah satu lagu nya yaitu”tongtolang nangka” lagu ini di nyanyikan beriringan dengan alat pukul yang terbuat dari kayu yaitu halu, dengan cara cara tertentu ibu ibu menggunakan ketukan, tabeuh lisung ini sudah tradisi kampung alas roban secara turun menurun, di pentaskan di saat pesta panen atau lomba lomba tertentu, suasana yang asri bergemuruh ombak laut karena penduduk kampung alas roban ini dekat laut atau pantai binuangeun, lomba atau tradisi tabeuh lisung ini sangat menarik perhatian pendatang yang melihat ibu ibu berlatih tabeuh lisung untuk lomba atau untuk pesta panen, karena tradisi yang unik ini tidak semua suku ataw daerah mempunyai hal yang sama, semua mempunyai adat berbeda-beda yang tentunya menjadi hal yang unik bagi penerus generasi muda, tradisi ini di lakukan oleh ibu-ibu tidak di lakukan oleh bapa-bapa atau laki- laki, laki-laki mengayam anyam buat mencari ikan karena pekerjaan mayorotas penduduk atau kecamatan binuaneun adalah nelayan karena dekat laut, hasil nelayan di jual di pasar, ibu –ibu banyak yang membantu pekerjaan suami nya yaitu menjual hasil ikan dari nelayan.
Ditengah laut ada sebuah jaring terbuat dari bambu, yaitu berguna untuk menyaring ikan, jaringan itu berbentuk perahu berada di tengah-tengah laut, pohon kelapa yang sudah menjadi sahabat pantai menjadi keasrian alami pantai binuangeun hanya lingkungan yang kurang bersih, ombak yang besar tertiup angin, deras suara ombak membasai bibir pantai, aktivitas yang di sibukan mencari ikan di laut sudah terjdi di pagi hari, setelah mendapatkn ikan banyak, nelayan yang menjual ikan di pasar dengan harga yang relatif terjangakau bila di bandingkan dengan daerah yang jauh dari tempat pencari ikan di laut, 85% ikan berbanjar d pasar binuangeun mulai dari ikan teri basah. Tonggkol dan lain-lain, pedagang menjual ikan nya lumayan terjangaku bagi pendatang atau orang luar dari binuangeun.


Kecamatan binuangeun, sangat jauh ke kota Rangkasbitung beberapa kecamatan sudah di lewati mulai dari kecamatan rangkasbitung awal dari rangkasbitung, yaitu gunung kencana, malingping, wanasalam, dan binuangeun, saat malam warga beristirahat, suara bergemuruh ombak laut terdengar, semilir angin sangat dingin di saat malam, pagi hari waraga di sibukan dengan aktivitas masing-masing, ada yang langung nelayan naik ke perahu yang di milikinya, pagi sampai sore mereka lewati untuk mengais penghasilan. Di kampung tersebut banyak pohon kelapa yang tinggi, di mana ada pantai atau ada laut pasti ada pohon kelapa, rumah-rumah banyak yang masih padepokan lingkungan yang kumuh disekitar banyak di kelilingi pohon kelapa yang tinggi suasana angin yang sangat asri di sisi laut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar